Tampilkan postingan dengan label Evolusi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Evolusi. Tampilkan semua postingan

Fakta Misterius Sejarah Evolusi Manusia

0

Category :


Manusia adalah makhluk unik dan penuh misteri di antara kehidupan di planet bumi. Bagaimanakah manusia berevolusi ? Langkah-langkah apa yang datang pertama? Mengapa manusia berevolusi dengan cara ini dan bukan cara yang lain ? Mengapa kita satu-satunya spesies manusia yang ada ? Apa mungkin manusia telah mengalami penurunan kualitas dalam berevolusi ?
Dan adakah petunjuk yang memungkinkan manusia meninggalkan planet bumi ? Berikut ini adalah tulisan Charles Q. Choi, Penulis Khusus Livescience yang diterjemahkan secara bebas dengan tujuan dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya sehingga menambah wawasan tentang sejatinya seorang manusia.
Berasal Darimanakah Manusia Modern ?

One theory suggests that the migration paths taken by modern man as he colonized the world. 60,000 years ago began in Africa. Credit: Max Planck Institute for Infection Biology
Pertanyaan yang paling sering diperdebatkan dalam disiplin ilmu evolusi manusia adalah dari mana manusia modern berevolusi. Hipotesa Out-of-Africa menyatakan bahwa manusia modern relatif baru dalam berevolusi di Afrika.
Kemudian menyebar di seluruh dunia dan menggantikan populasi manusia kuno yang pernah ada. Hipotesis multiregional berpendapat bahwa manusia modern berevolusi di wilayah yang luas dari manusia kuno dengan populasi di berbagai daerah yang melakukan perkawinan dengan sesama mereka sehingga menyebar menjadai beberapa suku bangsa yang selanjutnya menghasilkan evolusi manusia modern. Pada saat ini hipotesis Out-of -Africa menjadi pegangan dan acuan dalam teori evolusi manusia modern tetapi para pendukung hipotesis multiregional tetap kuat dalam pandangannya.

Siapa hominid pertama?
Analysis of a partial skeleton of a female Ardipithecus ramidus nicknamed Ardi, a hominid discovery that predates “Lucy.” Credit: © 2009, J.H. Matternes.
Para ilmuwan mengungkap lebih banyak dan lebih kuno hominid sepanjang waktu. Hal ini berarti makhluk berkaki dua termasuk manusia, nenek moyang langsung dan kerabat terdekat. Para ilmuwan berusaha untuk menemukan manusia pertama untuk membantu menjawab pertanyaan yang paling mendasar dalam evolusi manusia yaitu adaptasi apa yang dilakukan manusia, dan bagaimana hal ini bisa terjadi?
Apakah kita berhubungan seks dengan Neanderthal?
Credit: Michael Hofreiter and Kurt Fiusterweier/MPG EVA
Apakah kita saling kawin? Apakah spesies kita memiliki sisa gen apapun dari sepupu kita yang sudah punah? Para ilmuwan menduga bahwa mungkin Neanderthal tidak mati melainkan diserap ke dalam manusia modern.

Mengapa manusia modern melebarkan sayapnya keluar dari Afrika sekitar 50.000 tahun yang lalu?
Credit: Stockxpert
Sekitar 50.000 tahun yang lalu, manusia modern melebarkan sayapnya keluar dari Afrika, menyebar dengan cepat di sebagian besar wilayah dunia untuk menjajah semua benua kecuali Antartika, dan bahkan mencapai wilayah yang paling terpencil Kepulauan Pasifik. Sejumlah ilmuwan menduga migrasi ini dikaitkan dengan mutasi yang mengubah otak kita, yang mengarah ke modern, penggunaan bahasa yang kompleks dan pemakaian alat-alat yang lebih canggih, seni dan masyarakat.
Apakah hobbit ?
Artist’s rendition of Homo floresiensis. Credit: National Geographic Society/ Peter Schouten
‘Hobbit’ adalah julukan yang diberikan kepada kerangka kecil yang ditemukan di pulau Flores Indonesia pada tahun 2003. Sebenarnya Hobbit merupakan spesies manusia yang telah punah. Apakah cukup disebut Homo Floresiensis? Apakah kerangka ini hanya contoh dari Homo sapiens cacat? Apakah mereka spesies yang berbeda dari kita, tapi mungkin bukan spesies manusia punah dan bagian yang tak terpisahkan dari simpanse? Memecahkan misteri ini bisa membantu memberi petunjuk pada jalur radikal evolusi manusia yang mungkin pernah terjadi.
Apakah terjadi percepatan evolusi manusia ?
Credit: Stockxpert
Bukti terbaru menunjukkan bahwa manusiaan tidak hanya berkembang, tapi sebenarnya terjadi percepatan evolusi manusia hingga 100 kali tingkat historis setelah penyebaran pertanian. Sejumlah ilmuwan mengatakan bahwa hal itu tetap sulit untuk memastikan apakah ada atau tidak gen tertentu benar-benar tumbuh dan menonjol karena menawarkan beberapa keuntungan adaptif. Namun, jika evolusi manusia dipercepat, pertanyaannya menjadi mengapa? Mungkin diet dan penyakit yang memberikan tekanan sehingga menyebabkan manusia untuk berubah.

Mengapa kerabat terdekat kita punah?
Credit: NASA/JPL-Caltech

Sekitar 24.000 tahun yang lalu, spesies Homo sapiens hidup tidak sendirian di dunia karena kerabat terdekat kita yaitu Neanderthal, (Homo neanderthalensis) masih hidup. ‘Hobbit’ yang ditemukan di Indonesia mungkin juga telah menjadi anggota dari genus Homo, dan itu tampaknya bertahan hingga 12.000 tahun yang lalu. Jadi, mengapa mereka mati dan kami bertahan? Apakah infeksi atau perubahan radikal dalam lingkungan yang membunuh mereka? Atau apakah spesies kita melakukan perubahan lebih jauh daripada mereka? Beberapa bukti ada untuk kedua skenario, namun tidak ada kesimpulan yang disepakati.
Apa yang terjadi pada rambut kita?
Credit: Matthew Bowden
Bulu manusia tampak unik pada saat telanjang dibandingkan dengan sepupunya yaitu kera hairier. Jadi, mengapa ketelanjangan ini berevolusi? Salah satu alasannya adalah nenek moyang kita merontokkan bulunya agar tetap bertahan ketika bertualang di savana Afrika yang panas. Kehilangan bulu yang tebal membantu membebaskan manusia dari penyebaran infestasi parasit dan penyakit. Satu ide yang tidak biasa menunjukkan ketelanjangan manusia berkembang setelah nenek moyangnya menyesuaikan hidupnya dalam menggunakan air yang lebih efisien.
Mengapa manusia berjalan dengan dua kaki?
A slice from a computer model used to show how early humans may have walked. Credit: Bill Sellers/University of Manchester
Nenek moyang manusia berkembang dengan postur tegak baik sebelum otak tumbuh besar atau alat-alat batu muncul. Pertanyaannya adalah mengapa manusia berdiri dan berjalan dengan dua kaki pada saat sepupunya kera kedapatan berjalan dengan empat anggota badan?
Ternyata berjalan sebagai makhluk berkaki dua benar-benar menggunakan energi yang lebih sedikit dibandingkan bergerak merangkak dengan empat anggota tubuhnya. Membebaskan lengan telah memungkinkan nenek moyang manusia dapat membawa lebih banyak makanan. Berdiri tegak membantu manusia mengontrol suhu lebih baik dengan mengurangi kulit secara langsung terkena sinar matahari.
Mengapa otak manusia tumbuh besar ?
Human brains are about three times as large as those of our early australopithecines ancestors that lived 4 million to 2 million years ago, and for years, scientists have wondered how our brains got so big. Credit: NIH, NIDA
Tidak ada pertanyaan bahwa otak besar manusia telah memberikan keuntungan luar biasa di dunia. Namun otak manusia adalah organ yang sangat mahal, mengambil hanya sekitar 2 persen dari massa tubuh dan menggunakan lebih dari seperlima dari energi tubuh. Sampai sekitar 2 juta tahun yang lalu tidak satu pun dari nenek moyang manusia memiliki otak lebih besar dari kera bila dibandingkan dengan ukuran tubuh. Jadi apa yang mendorong otak menjadi lebih besar?
Salah satu kemungkinan adalah bahwa kecerdasan yang makin meningkat sehingga membantu nenek moyang manusia membuat alat yang lebih baik. Selain itu otak besar membantu manusia berinteraksi lebih baik dengan sesamanya. Mungkin juga perubahan radikal dalam lingkungan menuntut nenek moyang manusia berhubungan dengan perubahan dunia.


Teori Evolusi

0

Category :

Oleh: Drs. Bambang Agus Suripto, SU., M.Sc. (Dosen Fakultas Biologi UGM)
“In 1831 the Englishman set forth on his famous vayage in the Beagle. After 28 years he published Origin of Species, which revolutionized man’s view of nature and his place in it” (Loren C. Elseley, February 1956)
Pendahuluan
Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan, transformasi, atau evolusi biologi.
Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji. Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat terbentuk species baru: evolusi adalah perubahan frekuensi gen pada populasi dari masa ke masa; dan evolusi adalah perubahan karakter adaptif pada populasi dari masa ke masa. Evolusi telah mempersatukan semua cabang ilmu biologi.
Idea tentang terjadinya evolusi biologis sudah lama menjadi pemikiran manusia. Namun, di antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya teori evolusi oleh Darwin yang paling dapat teori . Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi sangat menarik untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.
Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan – Universal Creation), dukungan dan pengkayaan-pengkayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis yang sekarang kita kenal dengan label “Neo Darwinian” dan “Modern Sintesis”, bukanlah murni seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai istilah di bawah ini merupakan hasil pengkayaan yang mencerminkan pergulatan pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori evolusi: berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan polanya (evolusi gradual, evolusi punctual, dan evolusi saltasi) dan berdasarkan skala produknya (evolusi makro dan evolusi mikro).
Topic yang akan dibahas dibawah ini meliputi perkembagan teori evolusi Darwin dan implikasi dari teori evolusi biologi Darwin terhadap cara pandang kita tentang keberadaan makhluk dan alam semesta.

Perkembangan Teori Evolusi Darwin
1. Sejarah Singkat Charles Darwin (1809 – 1882)
  • 1831-1836: Perjalanan laut dengan kapal Beagle.
  • 1844: Draft buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” telah selesai.
  • 1858: Afred Russel Wallace mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal Society, berisi tentang perluasan ide dari Malthus. Makalah bersama oleh Darwin dan Wallace di forum Society.
  • 1859: Publikasi buku “ On The Origin of Species by Means of Natural Selection”
  • 1860: Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin
  • Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku “Descen of Man” (1871) dan “The Expression of Emotion in Man and Animals” (1871).
Buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” yang diterbitkan tahun 1959 ini, menurut indeks sitasi merupakan buku yang paling banyak diacu oleh penulis lain (selain kitab suci) selama ini.
 
2. Perkembangan Teori Evolusi
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain:
  • Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
  • Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
  • Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
  • Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836).
Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:
1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.
2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those that are ‘injurious’”.

Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:
a. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (Universal Creation).
b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895).
c. Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).
Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita seirng disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis.

Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:
a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.

Implikasi Teori Evolusi Darwin
1. Asal Usul Spesies
Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari nenek moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama:
a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah”.
b. Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan khusus oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.
c. Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah. Variasi yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum “archetypes”. Goethe mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan beberapa Bauplane untuk hewan.
Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekauatan supranatural dalam pembentukan spesies adalah tidak ilmiah. Dalam menanggapi kelompok Idealist (seperti Owen dan Lois Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin edisi pertama, Darwin (1959) di halaman 435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen pada masalah archetype adalah “interesting” dan “unity of type”nya merupakan “hukum” biologi yang penting. Kemudian setelah Owen lebih keras lagi menentang teorinya. Darwin pada edisi berikutnya menambahkan “…tetapi itu bukan penjelasan ilmiah”. Menurut Darwin penjelasan tentang “homologi” dan “unity of types” terkait dengan nenek moyang adalah ilmiah, sementara penjelasan terkait dengan archetype tidak ilmiah. Oleh karena Darwin memandang masalah ini sebagai proses, sementara konsep archetype adalam timeless. Secara umum Darwin adalam penganut paham Materialisme.
2. Seleksi Alam
Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.
Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian. Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu generasi ke generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat bertahan hidup dalam beberapa generasi. Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki beberapa generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada kematian di antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena anggota populasi dengan genotype yang berbeda memproduksi keturunan dalam jumlah yang berbeda atau berkembang mencapai matang seksual pada kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan mengurangi jumlah individu secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan seleksi kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas, sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan jumlah individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang ditunjukkan dalam angka kematian (Dobzhansky, 1970).
Darwin telah menerim, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer “survival of the fittest in the struggle for life” sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi alam, namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat bertahan hidup dan bereproduksi. Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu atau jenis pembawa genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi berkurang. Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi dengan lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau paling bertenaga, melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan dengan jumlah terbanyak yang viable dan fertile.
Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi alam bekerja (Dobzhansky, 1970).
Implikasi dari teori evolusi melalui ala mini sangat luas, tidak hanya mencakup bidang filsafat namun juga social-ekonomi dan budaya:
  • Penggantian cara pandang bahwa dunia tidak statis melainkan berevolusi.
  • Paham creationisme berkurang pengaruhn ya.
  • Penolakan terhadap teleology kosmis.
  • Penjelasan “desain” di dunia oleh proses materialistic seleksi alam, proses yang mencakup interaksi antara variasi yang tidak beraturan dan reproduksi yang sukses bersifat oportunistik yang sepenuhnya jauh dari dogma agama.
  • Penggatian pola pikir Essensialisme oleh pola pikir populasi.
  • Memberikan inspirasi yang disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik seperti gerakan Nazi di Jerman, Musolini di Italia, kebijakan “eugenic” di Singapura di masa Lee Kuan Yu dan berkembangnya ekonomi liberal yang dikemas dengan label Social-Darwinian.
Islam Dan Teori Darwin
Secara ilmiah teori evolusi Darwin utama belum dapat dikatakan runtuh, karena sebelum ditemukan bukti-bukti empiris yang bertentangan dengan kesimpulan teori tersebut, maka pernyataan dalam teori itu masih dianggap benar. Akan tetapi sampai saat ini banyak kalangan masih meragukan kebenaran teori itu terutama dari kalangan agama.
Saat ini Indonesia kebanjiran buku-buku Islam yang diproduksi Dr. Harun Yahya yang “menyerang” teori Darwin. Dari segi teologis ada kekuatiran bahwa teori Darwin akan mengusir Tuhan dari kehidupan, namun Haidar Bagir, pakar filsafat Islam, tidak sepenuhnya sependapat dengan Harun Yahya. Bagir (2003) menanggapinya dengan mengatakan “Sikap kita terhadap keyakinan Darwinian mengenai sifat kebetulan dan materialistic asal-usul kehidupan yang terkandung dalam teori itu sudah jelas. Kita menolaknya. Tidak demikian halnya dengan kesimpulan utama teori ini mengenai sifat-sifat evolusioner kehidupan. Karena betapapun demikian, tetap saja Tuhan bisa dipercayai sebagai Dzat di balik semua gerakan evolusi itu…”. Tentang prinsip survival of the littest, Bagir justru membenarkannya dan kita harus mengambil hikmahnya, karena hal itu sesuai dengan kenyataan sehari-hari dan didukung oleh tidak bertentangan dengan kandungan Alqur’an. Dingin dari dari dua sisi yaitu aspek teologis dan sisi etis.

Daftar Pustaka
  • Bagir, Haidar. 2003. Islam dan Teori Evolusi (Butir-butir tanggapan terhadap Harun Yahya). Harian Republika 14 Maret 2003. Jakarta.
  • Bowler, P. J. 1989. Evolution: The History of an Idea. University of California Press. Los Angeles.
  • Darwin, Charles. 1859. The Origin of Species by Means of Natural Selection or The Preversation of Favoured Race in The Struggle for Life. Penguin Books. London.
  • Dawkins, R. 1976. The Selfish Gene. Oxford University Press. Oxford.
  • Dobzhansky, T. 1970. Genetics of The Evolutionary Process. Columbia University Press. New York.
  • Dodson, E. O. and G. F. Howe. 1990. Creation or Evolution: Correspondence on The Current Controversy. University of Ottawa Press. Otttawa.
  • Eiseley, L. C. 1956. Charles Darwin: Reading from Scientific American; Scientific Genius and Creativity.
  • Ereshefsky, M. 1992. The Unit of Evolution: Essays on The Nature og Species. A Bradford Book The MIT Press. Cambridge.
  • Greene, J. C. 1977. Science, Ideology, and World View. University of California Press. Los Angeles.
  • Hull, D. L. 1988. Science as A Process: An Evolutionary Account of The Social and Conceptual Development of Science. The University of Chicago Press. Chicago.
  • Kaye, H. L. 1983. The Social Meaning of Modern Biology. Yale University Press. London.
  • Mayr, E. 1982. The Growth of Biological Thought: Diversity, Evolution, and Inheritance. The Belknap Press of Harvard University Press. Cambridge.
  • Pettman, R. 1981. Biopolitics and International Values: Investigating Liberal Norms. Pergamon Press. Oxford.
  • Sober, E. 1993. Phylosophy of Biology. Westview Press. San Fransisco.
  • Yahya, H. 1987. Keruntuhan Teori Evolusi. Penerbit Dzikra. Bandung.